Paxel | Tradisi Imlek Penuh Makna - Tahun Baru Imlek, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tahun Baru China, adalah perayaan penting yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Selain sebagai momen untuk berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, Imlek juga dipenuhi dengan berbagai tradisi yang sarat makna dan simbolisme. Setiap aspek dari perayaan ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas kelimpahan, keberuntungan, kesejahteraan, dan kebahagiaan yang dibawa oleh musim semi, setelah musim dingin yang panjang di negara China.
Berikut adalah beberapa tradisi Imlek yang penuh makna dan simbolisme yang erat dalam setiap kegiatan.
Sebelum Imlek dimulai, keluarga-keluarga keturunan Tionghoa akan membersihkan rumah mereka dengan tujuan untuk mengusir energi negatif dan menyambut energi positif yang baru. Pembersihan rumah ini memiliki makna simbolis bahwa tahun yang lama dengan segala kesulitan dan hambatan harus ditinggalkan, sementara tahun baru yang penuh harapan dan kemakmuran siap untuk dimulai. Namun, sangat dianjurkan untuk tidak membersihkan rumah pada 3 hari pertama Imlek, karena hal ini dianggap dapat menyapu pergi keberuntungan yang datang.
Angpao atau amplop merah yang berisi uang adalah salah satu tradisi Imlek yang paling dikenal. Pemberian angpao biasanya dilakukan oleh orang yang sudah menikah kepada yang belum menikah, atau oleh pasangan yang sudah menikah kepada orang tua yang sudah berumur. Penerima Angpao akan memberikan 2 buah jeruk, mengucap harapan- harapan baik kepada pemberi Angpao. Angpao diberikan sebagai simbol kelimpahan, berkat, keberuntungan, dan harapan agar tahun baru membawa kemakmuran. Warna merah pada amplop juga melambangkan keberuntungan dan perlindungan dari segala hal buruk.
Pada hari pertama Imlek, banyak orang Tionghoa mengenakan pakaian baru, terutama yang berwarna merah. Warna merah dalam budaya Tionghoa dianggap sebagai warna yang membawa keberuntungan, kebahagiaan, dan keberhasilan. Pakaian baru juga melambangkan kesempatan baru dan perubahan positif yang datang dengan tahun yang baru. Dengan mengenakan pakaian baru, para peraya Imlek berharap untuk memulai tahun baru dengan semangat baru dan penuh energi positif.
Salah satu tradisi yang mungkin kurang dikenal namun penuh makna dalam perayaan Imlek adalah larangan untuk membuang sampah selama tiga hari pertama Tahun Baru Imlek. Tradisi ini memiliki akar yang dalam dalam budaya Tionghoa dan dianggap sebagai simbol untuk menyambut keberuntungan, kemakmuran, dan kebersihan jiwa. Sampah, dalam konteks ini, melambangkan segala hal yang tidak diinginkan, termasuk kesulitan, kegagalan, atau hal-hal buruk lainnya. Dengan tidak membuang sampah, orang percaya bahwa mereka menghindari pemborosan dan segala hal negatif yang bisa mengganggu keberuntungan di tahun yang baru.
Salah satu tradisi khas dalam perayaan Tahun Baru Imlek yang penuh makna adalah Yu Sheng, atau yang dikenal dengan nama "Lo Hei" dalam bahasa Kanton. Yu Sheng adalah hidangan salad ikan mentah yang disajikan dengan berbagai bahan segar dan saus khas, yang dipercaya dapat membawa kemakmuran dan keberuntungan bagi siapa saja yang memakannya. Hidangan ini sangat populer di Singapura, Malaysia, dan komunitas Tionghoa di seluruh dunia, khususnya saat perayaan Imlek.
Saat melakukan yu sheng, ada beberapa ucapan yang biasanya diucapkan, terutama saat menuangkan atau mencampurkan bahan-bahannya. Berikut adalah beberapa ucapan yang umum diucapkan:
Imlek bukan sekadar perayaan tahun baru; lebih dari itu, ia adalah sebuah perjalanan budaya yang kaya akan tradisi dan simbolisme. Setiap tradisi Imlek penuh dengan makna yang mendalam, yang tidak hanya merayakan awal yang baru, tetapi juga mengingatkan kita untuk bersyukur atas berkat yang telah diterima, mempererat hubungan keluarga, dan berharap untuk masa depan yang lebih baik. Dengan menjalankan tradisi-tradisi ini, kita menghidupkan kembali semangat kebersamaan, keberuntungan, dan kemakmuran yang diharapkan oleh setiap orang dalam perayaan Tahun Baru Imlek.